Jumat, 07 Juni 2013

Indonesia Fashion Week 2013 : Ivan Gunawan

Sedianya, perjalanan yang dilakukan Ivan untuk memenuhi undangan persahabatan dari Yayasan RATIH –sebuah yayasan yang peduli pada tenun Mandar– sekadar untuk melihat kekayaan budaya daerah ini, terutama tenunnya. Siapa nyana, perjalanan Ivan ke kota Mandar  di Polewali, Sulawesi Barat itu membuatnya jatuh cinta, pada tenun sutera buatan tangan daerah itu, pada bunyi lungsi dan pakan ketika para perempuan bertenun, pada keindahan alam sekitarnya.
Kain sutera tenun Mandar sangat khas. Berwarna terang. Memiliki corak geometris dengan motif kotak-kotak yang simetris dan dikembangkan dalam variasi ukuran ketebalan garis dan besar kotak. Penggunaan benang emas pada sutra aneka warna menjadikan hasil tenunan Mandar semakin indah.
Ivan mewujudkan cintanya dengan mengolah kain tenun berwarna terang, yang menurutnya enerjik dan berani, menjadi gaun-gaun koktail yang elok. Menciptakan sederetan busana     eklektik yang feminin dan chic. Ia bahkan sanggup mengolah kreativitasnya mencipta pakaian untuk para lelaki.
Lebih jauh lagi, Yayasan Ratih bahkan ikut membantu memperlancar komunikasi Ivan dengan pengrajin setempat sehingga ia berhasil membujuk para penenun untuk menciptakan motif cetak yang ia desain sendiri untuk mendapat kesan anggun sekaligus elegan. Kemudian mengemasnya menjadi maha karya yang apik dan mempersembahkannya di hadapan publik, sebagai peragaan di tahun keempatbelasnya mencipta, dengan judul Malolo, yang bermakna sesuatu yang cantik dalam bahasa Mandar.
Di samping kecintaannya, Ivan menyelipkan tujuan mulia untuk tenun Mandar.
"Salah satu tujuan saya mengangkat tenun Mandar ini adalah untuk membantu mendorong industri rumahan dari tenun ini. Saya ingin mempromosikan hasil karya para masyarakat Mandar ini. Agar perajin ini menjadi lebih terpacu untuk membuat lebih banyak tenunan dan berkreasi lebih baik lagi. Harapannya, dari show ini akan ada banyak orang yang berminat pada tenun Mandar," jelas Ivan.
Peragaan pertama Ivan membuka  tahun 2013 dalam ajang Indonesia Fashion Week 2013/1014 ini menghadirkan total 50 potong busana, terdiri dari 45 untuk perempuan dan 5 busana lelaki yang dibagi dalam 3 babak. 
BABAK PERTAMA
Warna-warni yang sarat kesan bermain, playful, dalam desain garda depan Ivan yang khas untuk kaum urban adalah tema besar babak pertama ini. Percampuran tenun yang kental rasa “Indonesia” dengan gaya busana avant-garde  memberi kesan tersendiri pada kain tenun.
Ivan dengan piawai memadukan kain tenun sutera dengan brokat dan bordir. Mewujudkannya dalam potongan rok melebar (cloak), minidress, rok pensil menjadi ciri koleksi babak pertama. Sarat kesan mewah tanpa meninggalkan ciri tradisional pada kain tenun yang digunakan. 
Pembubuhan aksesori yang terbuat dari rotan pun turut menjadi penanda perpaduan budaya luar tanpa menanggalkan ciri tradisional .
BABAK KEDUA
Eksplorasi gaya Ivan Gunawan juga berkembang ke dalam motif cetak. Ia menyisipkan motif bunga seperti tulip, peony dan anggrek ke dalam motif kotak khas tenun Mandar yang banyak terdapat di babak kedua ini.
Motif kotak-kotak khas tenun Mandar yang dicetak dalam kain ini adalah upaya Ivan memperkenalkan corak tenun Mandar kepada masyarakat luas.
"Tenun Mandar masih dibuat dengan tangan. Ini menyebabkan, sepotong kain selesai dalam waktu lama. Untuk itu, salah satu cara mengakalinya adalah dengan mencetak motifnya supaya mudah dikenal. Tetapi untuk koleksi kali ini dipadu dengan bunga-bunga untuk memberi kesan elegan," jelas Ivan. 
Menggunakan bahan duchess, organdi, beludru, dan lace, Ivan mempertemukan siluet  duyung yang klasik, rupa yang tak lekang waktu dengan warna terang seperti shocking pink, fuschia. 
Selain itu, koleksi untuk para lelaki juga menjadi catatan penting pada babak ini. Muncul dengan aneka jas bergaya formal yang menggunakan tenun Mandar dengan motif cetak berpadu apik dengan beludru. Sepatu juga dibuat dengan motif cetak melengkapi memberi kesan keseluruhan yang unik dan gagah secara serempak. 
BABAK KETIGA
Keelokan alam sekitar dan panorama Mandar, secara terpuji dituangkan Ivan menjadi motif cetak bunga-bunga gigantik di atas bahan duchess dan organdi. Menjelma menjadi gaun-gaun malam yang mengagumkan dan dipercantik dengan detil lipatan mau pun teknik patern draping, bergaya kemben dan bervolume.  Ivan juga memasukkan unsur gaya tahun 1980-1990an ke dalam koleksi baju malamnya yang bergaya jubah dan peplum. Aroma vintage hadir dalam rasa masa kini.
Selendang berukuran lebar, pantulan sinar pada bahan beludru, percik bias sinar dari sekuins, aplikasi bunga tambahan tiga dimensi, hingga aksesori topi yang terbuat dari rotan melengkapi tampak total yang sarat kesan mewah.
Ivan menutup peragaannya dengan enam busana karya master piece yang molek, semolek cinta Ivan pada Mandar yang mampu ia embuskan hingga bagian akhir peragaan. [*]











Tidak ada komentar: